46. Sebuah Permohonan dan Kenyataan

1716 Kata

Avia terbangun di tengah malam ketika pintu kamarnya diketuk, Dirga yang tertidur sambil memeluknya dari belakang seperti biasa pun ikut terbangun. “Neng, maaf,” ucap suara Bi Encun dari depan. Avia mengerjapkan matanya. Dirga tampak lebih cepat terjaga dan turun dari ranjang, sementara Avia memakai outer untuk gaun tidurnya yang model kimono. Mengikat tali ke depan perutnya, sambil menguap dan merapikan rambut ke belakang, dia pun mengekor Dirga membuka pintu kamar. Matanya masih sempat melirik angka yang tertera pada jam, pukul dua dini hari. Apa yang terjadi? “Bi?” tanya Dirga. Sama seperti keduanya, Bibi Encun pun tampak baru bangun tidur. “Di bawah, ada Non Jasmine, mau ke temu neng Avia,” ucap Bibi Encun. “Mau apa lagi sih dia, Bi? Kan sudah dibilang enggak perlu datang lagi,” d

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN