Pukul lima sore, sebuah pesawat pribadi mendarat dengan sempurna di kota Surabaya. Seorang pria tampan, perlente, dengan setelan yang dijahit khusus, keluar dari pesawat itu. Bulu matanya yang panjang dan lentik membingkai matanya yang tajam. Pandangannya fokus, menyisir sekitarnya. Jemarinya yang kuat dan berotot bergerak, mengancingkan jasnya sebelum menuruni tangga pesawat. Perawakannya yang tinggi dan gagah membuat siapapun takjub dan menoleh kembali untuk menikmati melihat makhluk Adam yang menggoda itu. Seorang wanita manis dengan kulit yang putih bersih berjalan di belakangnya. Tidak ada yang menarik dari dirinya kecuali bahwa dia memiliki wajah dingin yang membuatnya seolah tidak mudah disentuh. Namun, justru itulah yang menjadi daya tariknya, perempuan manis yang tidak mudah dide