17. Ayah Roni

1888 Kata

"Permisi, Tuan." Budi meminta ijin memasuki ruangan Sean. "Hmm. Ada apa?" tanya Sean tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptop "Ini berkas yang Anda cari." Budi menyerahkan satu bendel kertas. "Taruh saja! Nanti aku cek. Aku masih harus mengerjakan ini." Budi pun meletakkan berkas itu di atas meja. "Ini juga harus ditandatangani segera, Tuan." Budi menyerahkan satu bendel berkas yang lain kepada bosnya. "Apa ini?" Sean menerimanya meski di depannya masih menunduk kertas-kertas yang lain. "Promosi dan relokasi beberapa karyawan. Termasuk direktur pemasaran dan manajer operasional di wilayah Batam." Sean membuka-buka kertas yang berisi informasi penting itu. "Yang kemarin pensiun itu ya?" "Iya, Tuan." "Sudah menemukan penggantinya?" "Sudah, Tuan. Tiga Minggu yang lalu sudah

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN