Ciara duduk dengan resah menunggu nomor antriannya dipanggil. Untung saja, saat menghubungi klinik tadi, Ciara langsung melakukan reservasi. Karna saat ia datang, sudah banyak yang mendaftar di tempat. Jadi ia tak perlu menunggu lama untuk nomornya dipanggil. Tinggal satu pasien lagi, dan ia akan dipanggil untuk masuk berikutnya. Jantung Ciara berdebar bukan main selama waktu menunggu. Ponsel Ciara bergetar. Terlihat nama Evan sebagai pemanggilnya. Segera, ia menjawab panggilan itu. "Udah, periksanya?" tanya Evan begitu panggilannya terhubung. "Belum. Ini lagi nunggu pasien di dalem. Baru aku masuk." "Oke. Kamu hati-hati, ya. Kabarin aku kalau udah selesai." Ciara mengangguk, meski ia tau Evan tak dapat melihatnya. "Iya. Nanti aku kabarin." "Yaudah, kalau gitu. Aku tutup, ya." Evan