Seusai bekerja Rendi dan Aryana pulang bersama. "Yana, kamu tidak lupa apa yang aku minta malam ini bukan?" Tanyanya sambil menoleh sekilas ke arah Aryana di sebelahnya. "Rend, kalau kita tidak melakukannya. Memangnya kenapa? Kamu juga sudah terbiasa menahannya selama bertahun-tahun." Ucap gadis itu sambil meremas kedua jemari tangan di atas pangkuannya. Aryana tidak bisa membayangkan bagaimana jika nanti pria itu memulai permainannya. Rendi menyeringai lebar melihat Aryana mengaduk rambutnya sendiri berulangkali. "Kamu gugup? Yana?" Tanyanya pada gadis itu. "Hahahaha! Mana mungkin gugup!" Serunya sambil tersenyum garing. Padahal dalam hatinya cemas setengah mati. Rendi menggelengkan kepalanya, pria tersebut melajukan mobilnya lebih cepat dari sebelumnya menuju ke kediamannya. Ren