Seolah waktu berhenti ketika Jessica dan Levin saling berpelukan, tanpa ada beban atau masalah yang mengganggu. Tetapi satu menit berlalu dan kesadaran menghantam keduanya seperti angin dingin di tengah musim panas. Jessica buru-buru melepaskan pelukan itu, begitu juga dengan Levin. Keadaan mendadak jadi canggung. "Kamu sengaja ya, mencari kesempatan?" ujar Levin, mencoba terdengar santai, tetapi Jessica bisa menangkap nada gugup di suaranya. "Kenapa malah saya yang disalahkan? Jangan-jangan, justru Bapak yang cari kesempatan," balas Jessica tanpa bisa menahan diri. Hatinya panas, tak ingin kalah dalam situasi aneh ini. "Enak saja kamu ngomong begitu!" Levin membalas dengan nada tinggi, tetapi tidak ada otoritas yang biasa terdengar darinya. Dia terlihat bingung. "Ah, sudahlah, lupakan