"Jessica, aku Liona. Dengar baik-baik, aku peringatkan lebih baik kamu mundur. Jangan pernah kamu mendekati Kak Levin lagi. Kak Levin itu calon suami aku dan sebentar lagi kami akan menikah. Tapi kembalinya kamu yang tiba-tiba, merusak semuanya, membuat hubungan aku dan Kak Levin menjadi berantakan!" Kemarahan Liona memuncak, setiap kata yang terlontar dari bibirnya seperti peluru yang siap menembus hati. "Aku tahu, kamu bekerja di perusahaan Kak Levin, tapi jangan menggunakan hal itu sebagai alasan untuk mencari perhatiannya lagi. Kamu ngerti nggak, sih? Ingat, kamu dan Kak Levin hanya ada urusan soal pekerjaan. Jadi, jangan pernah berani menghubungi Kak Levin di luar urusan pekerjaan, apalagi saat ini dia sedang bersamaku!" Napas Liona memburu, rasa frustasi dan takut Levin direbut memb