Sampailah Naira di depan ruangan dimana anaknya di rawat, ia terlihat memperhatikan anaknya dari luar ruangan. Air matanya kembali menetes tatkala ia melihat tubuh anaknya yang begitu banyak terpasang alat-alat dari mulai alat bantu pernasapan dan alat-alat lainnya. “Naira,” panggil seseorang dari arah belakang. “Kak Marvel, hei. Apa kabar?” Tanya Naira seraya menyapa Marvel yang saat tadi memanggil dirinya. Marvel tersenyum kearah Naira, “Baik, kamu sendiri gimana kabarnya?” Tanya Marvel balik. Naira tersenyum, ia terlihat menyeka sedikit air matanya. Marvel yang terlihat memberi jarak itu pun hanya mengatakan bahwa Naira harus selalu memiliki kesabaran yang tinggi saat mendapatkan anak yang memiliki riwayat sakit cukup parah, Naira membalasnya dengan anggukan dan setelah menunggu be

