Ia memasuki Ruangan besar yang menjadi tempat dimana Naira menjalani sebuah perawatan, ia melihat Naira yang terbaring dengan mata yang terpejam. Rasa lelah terlukis di wajah cantik istrinya itu, bahkan air mata yang sudah mengering itu masih tersimpan di ujung mata indah milik Istrinya.
Davis meneteskan air matanya itu, “Maaf untuk semuanya Naira, maaf karena aku sudah melakukan kesalahan yang sangat amat besar. Aku sangat berharap jika kamu mau memaafkan ku,”
“Tidak ada kata lain selain, ‘Aku memaafkan mu suamiku.’ Yang ingin aku dengar dari bibir mu Naira.” Ucap Davis kembali, ia memberanikan diri untuk menghampiri Naira lebih dekat.
Dalam hatinya bergumam, “Sungguh malang nasib mu Nai, di saat masalah kita belum selesai, kita di suguhkan dengan kepergiaan keluarga tercinta mu. Aku
