Keesokkan harinya, Naira terlihat sudah berada di dalam dapur berukuran besar itu. Willy berjalan menghampirinya, lalu berdiri tepat di hadapan pintu Dapur tersebut, ia memperhatikan Naira dari belakang. Naira yang begitu sibuk mempersiapkan sarapan untuk mereka berdua hampir saja tidak menyadari keberadaan Willy, detak jantung Willy berdegup dengan kencang, ia begitu merasakan betapa kagumnya kepada Naira.
Dalam hatinya berucap, “Kau bodoh Davis, kau benar-benar bodoh. Mengapa kau rela menduakan Wanita sebaik Naira, mengapa kau rela menyakiti hatinya Davis. Lihatlah wanita seperti malaikat ini, ia begitu malang, ia sangat mencintai mu dan aku tahu bagaimana rasanya harus berpura-pura berhenti mencintai seseorang seperti ini.” Air matanya menetes manakala memperhatikan Naira saat ini, seb
