- Di Rumah Sakit Istanbul - Ketika Utama tiba di rumah sakit, hatinya nyaris copot saat melihat kondisi Nayla. Wajah istrinya penuh luka, lengan dan kakinya diperban, serta alat bantu napas terpasang di hidungnya. “Tuhan…” bisiknya. Ia mendekati ranjang, menggenggam tangan Nayla yang dingin. Matanya panas. “Sayang… bangunlah… aku di sini…” Tapi Nayla tetap diam. Seorang dokter datang menghampirinya. “Istrimu mengalami benturan keras di kepala dan kehilangan banyak darah. Namun, kami sudah melakukan segala yang kami bisa. Sekarang kita hanya bisa menunggu.” Utama menunduk, menahan isakannya. Lalu, pintu kamar terbuka. Zia masuk. Wajahnya tampak pucat dan penuh luka. Ia mengenakan pakaian pasien dan berjalan pelan mendekati Utama. “Utama…” suaranya serak. “Aku… aku mencoba menyela