Author’s pov … Samantha keluar apartemen ketika matahari belum sepenuhnya naik ke kaki langit. Noah bahkan masih terlelap di kamarnya. Andai saja ia tak punya kewajiban di kantor. Samantha bisa pergi saat tidurnya sudah tercukupi. Dengan Elan, Samantha menuju ke rumah seseorang yang sudah dihubunginya semalam. Perutnya masih kosong dan bersyukur karena rasa lapar belum sepenuhnya menyerang. Ia tak sempat mengoleskan selai cokelat ke roti tawar. “Aku tidak menyangka akan melakukan hal semacam ini. Bangun pagi-pagi untuk urusan orang lain,” ucap Elan kemudian menguap lebar. Dia sudah rapi dengan setelan jasnya karena setelah urusan mereka selesai mereka harus masuk kantor. Masih dengan bertanya-tanya apakah mereka punya cukup waktu untuk mengurus urusan kali ini. Jalanan masih sanga