Setelah berpikir hampir dua hari, akhirnya aku mengambil tekad yang cukup berani. Kurasa, malam ini adalah waktu yang tepat untuk menyatakan bahwa aku memang serius dengan tekadku. Kami—maksudku aku dan Kylie---berada di dalam mobil yang kupinjam pada Samantha. “Kau yakin, orang tuamu tidak akan marah jika membawaku ke sana?” Aku menoleh cepat ke arah kursi di sampingku. Suara itu tidak enak untuk di dengar. Maksudku, kalimatnya penuh keraguan. “Mengapa kau menanyakan itu?” Tapi, aku masih bisa menanggapinya dengan santai. Seperti aku tidak tersinggung dengan itu. Aku tidak akan menunjukkan perasaanku yang sebenarnya pada Kylie. “Harusnya aku yang bertanya, mengapa kau membawaku ke orang tuamu sekarang? Dulu, kau menyembunyikan hubungan kita, bahkan.” Aku menghela napas. Harusny