Aku berjalan masuk ke dalam ruang pendaftaran rumah sakit, beberapa pasang mata perawat tertangkap melirik ke arah Edward. Edward tersenyum menyapa ramah, sesekali ia menganggukkan kepalanya. Aku memeluk lengannya. Aku yakin tidak ada yang percaya bahwa Edward bukan suamiku, karena perlakuan Edward kepadaku sudah sangat mendukung selayaknya suami kepada istri. "Sepertinya, aku terlalu tampan," bisik Edward, aku menepuk pundaknya. Melepaskan pelukan dinlengannya. Aku merogoh kantung tas di tangan kiriku, aku meraih sebuah kartu pendaftaran klinik, dan meletakkannya di atas meja pendaftaran Seorang admin wanita meraihnya, ia juga ikut melirik ke arah Edward. Edward pura-pura tidak melihat padahal ia seperti sedang tebar pesona. Aku mendengus melihatnya, "Silahkan tunggu ya, Bu." Ucap