Aku tau Edward gusar, sudah beberapa kali ia melirik ke sepion di mobilnya, membenahi rambut dan mengusap mata dan keningnya. Sepanjang perjalanan juga dia tidak berbicara, menjawab pertanyaan ku juga hanya singkat-singkat. Aku terakhir melihat tingkahnya seperti ini, saat dulu aku ajak dia berkenalan dengan Ayah, saat itu berakhir dengan rasa kecewa karena respon ayah kurang baik, ayah sudah memiliki pilihannya sendiri. Harapan Edward kali ini memang besar, ia tidak lagi memiliki saingan. Mobil Edward terparkir di halaman sebuah rumah besar, bagus, tidak sebesar rumah Edward, apalagi rumah Romi dan Hadi. Tapi, rumah yang di fasilitasi Hadi terlihat mewah dengan eksterior yang minimalis dan modern. Edward turun dari mobil dan berlari membukakan pintu mobilnya untuk ku. Aku turun dibantu Ed