Veronica tergesa-gesa menuju kamar mandi, dia tersandung kakinya dan hampir saja terjatuh andai saja reflek tubuhnya tak cepat. Setiap tetes air mata yang jatuh terasa seperti pisau yang mengiris hatinya. Luka yang coba dia sembuhkan selama 5 tahun terakhir, bukannya semakin membaik malah bertambah dan kali ini lebih dalam dari sebelumnya. Dia berlari melewati lorong kantor, tidak peduli jika siapapun dapat melihat dirinya yang lemah dan tak berdaya. Perkataan dokter Regina menguap begitu saja, tergantikan oleh perasaan tak berdaya. Sementara itu Lukas ternyata tidak dapat begitu saja membiarkan Veronica pergi. Ada rasa tak rela saat melihat Veronica yang menangis di sela ciuman mereka. Namun di sisi lain, kemarahan yang dia rasakan juga semakin membara. Lukas berdiri terdiam di tempa