Di teras depan pintu masuk utama toko rotinya, Lita yang memakai celemek warna putih gading, tengah membungkuk pada kepergian sebuah sedan hitam. Sedan tersebut baru saja meninggalkan tempat parkir di toko roti Lita. Fean dan Dara yang baru datang dan akan memasuki area parkir toko roti milik Lita, memergokinya karena Fean sengaja memelankan laju mobilnya guna menunggu giliran untuk bisa masuk tempat parkir toko roti Lita.
“Itu mobil yang biasanya antar jemput mamahnya Justin. Dan tadi ada mamahnya Justin. Kira-kira mamahnya Justin habis ngapain ya?” Dara merasa sangat penasaran sekaligus khawatir. Ia yang sudah sampai memotong rambutnya menjadi selengan, menatap suaminya yang masih diam dan perlahan menunduk. Fean tampak langsung berpikir keras.
“Kita tanyakan langsung ke Lita,” ucap Fe
