93 : Kebahagiaan Kami

1709 Kata

“Bagaimana perjalananmu?” tanya Fean sambil menatap Arkana dengan tatapan hangat. Ia sengaja menghampiri Arkana yang sejak dari awal pertemuan mereka di lantai bawah sama sekali belum menyapanya. Karena jangankan menyapa, ketika tatapan mereka tak sengaja bertemu saja, Arkana akan buru-buru mengakhirinya. Mereka berada di balkon lantai atas dan bagian dalamnya merupakan ruang biliar. Mereka hanya berdua tanpa adanya Dara ataupun orang lain. Namun, diamnya Arkana di antara semilir angin yang berlangsung dan membuat suasana diselimuti rasa dingin, membuat kebersamaan di sana tak hanya terasa dingin, tetapi juga asing. Fean yakin, diamnya Arkana merupakan bentuk dari kekecewaan pemuda itu kepadanya karena biar bagaimanapun, Fean pernah beberapa kali melukai Dara. Dan kini, bukannya memperba

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN