Nadira keluar dari toilet dengan celingukan. Memandang ke kiri dan ke kanan berharap tidak bertemu seseorang yang mengenalinya. Ia menghembuskan napas lega ketika melihat meja yang tadi Erhan gunakan kini sudah kosong. Dengan langkah cepat dia berjalan menuju meja dimana Fera dan Feri menunggunya dengan satu tangan yang sibuk dengan ponselnya dan tangan lainnya sibuk dengan tablet. Pria setengah matang itu memandangnya dengan mata menyipit setelah panggilan telepon berakhirn. "Ciin...lo ngapain sih di toilet lama-lama?" Tanyanya heran. “Mules.” Jawab Nadira asal. Fera mengangkat sebelah alisnya, memandang Nadira dengan tatapan mengejek, namun pria setengah matang itu tak berkata apa-apa. "Ya udah, yuk balik.” Ajaknya. Dengan senang hati Nadira bangkit berdiri dan meraih dompetnya. “Gue