"Nadira, Sayang. Cowok itu memang normalnya kayak gitu. Kalo cewek baper karena novel atau adegan romantis di film. Cowok ya bapernya nonton begitu sambil..." Nadira menutup mulut Erhan. Wajahnya sudah berubah merah. Ucapan Erhan meracuni otaknya. Walau bagaimanapun, Nadira bukan anak kecil yang tidak tahu apa itu film bok**. Membayangkan adegan laki-laki dan perempuan melakukan olahraga yang mengeluarkan suara desahan-desahan jelas membuat sisi kewanitaannya bangkit. "Pulang yuk." Ucapnya bangkit. Makanan mereka sudah habis sejak bermenit-menit lalu. Jauh sebelum Erhan membahas hal-hal m***m itu. "Kenapa? Mau praktek ya?" Goda Erhan lagi. Nadira mendelik dan Erhan kembali tertawa. Mereka sampai di apartemen hampir setengah jam kemudian. Waktu hampir masuk ke magrib. Nadira memutuskan u