Aku tidak bisa menahan tawa lagi melihat wajah merah Harry saat ini. Setelah ketahuan oleh papa, Harry langsung pamit pulang. Aku mengantarnya sampai ke depan rumah. "Kamu malah ketawa," ucapnya dengan nada kesal. "Ya maaf, haha, aku gak maksud ngetawain kamu kok, cuma gimana mungkin kamu kepikiran buat masuk ke dalam lemari?" Sungguh, aku tak bisa berhenti tertawa saat ini. Wajah Harry benar-benar sangat lucu dan imut. "Kan aku panik, Cha. Kalau akhirnya akan ketahuan juga, mending tadi gak usah ngumpet sekalian." "Haha, kamu ceroboh sih, kenapa ninggalin jaket kulitmu di kamar? Harusnya bawa kan?" "Ya kan lupa. Orang panik begitu mana bisa aku ingat kalau pas datang ke rumah kamu aku buka jaket." "Ya udah, setelah hari ini, jangan nyolong-nyolong lagi ya? Kita selesaikan masa pingi