Aku hanya bisa pasrah dan menutup mata. Menunggu apa yang akan dilakukan Harry padaku saat ini. Berontak juga percuma. Hanya akan menimbulkan kegaduhan yang tidak jelas. Gak mungkin kan aku membuat Harry dalam masalah? Hembusan nafas Harry menyebar ke seluruh wajahku. Aku bisa memperkirakan jarak wajah kami pasti tak lebih dari dua sentimeter. Begitu dekat, sebab wangi khas Harry serasa memenuhi indera penciumanku. Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang dingin menyentuh leherku. Apa ini? "Selesai. Buka matamu, kamu bisa bernafas sekarang," bisik Harry. Perlahan aku membuka kedua mataku. Kulihat Harry yang tersenyum geli melihatku. Wajahnya tak sedekat tadi. "Apa ini?" tanyaku lalu meraba leher. Kalung? "Ini hadiah kecil dariku. Tapi jangan sampai hilang," ucapnya. Ternyata Harry mema