Manjiro ketiga mengepalkan tangannya kemudian membukanya kembali. Seperti itu sampai berkali-kali. Ia masih belum percaya bahwa ia mampu menghancurkan dinding. Ia yang duduk dengan kedua kaki juga berada di atas kursi, memutar kursi putar yang ia duduki menghadap Manjiro pertama yang tengah mengayun katananya. “Hei, apa kau tak merasa jika telah terjadi sesuatu dengan kita? Tentu kau menyadari saat aku hampir memukulmu kau bisa bergerak secepat kilat bukan?” ujarnya yang membuka pembicaraan. “Aku sudah tahu,” jawab Manjiro pertama singkat tanpa menoleh. Sebelah alis Manjiro ketiga meninggi seolah tidak mengerti apa yang tengah Manjiro pertama katakan. Manjiro pertama kemudian hanya melirik Manjiro ketiga saat menyadari ekspresi penasarannya. “Sebenarnya aku sudah tahu saat misi penyelam

