“Kalian sudah datang? Ayo sini kita duduk dan ngobrol sama-sama,” sambut Zein Angkasa begitu akrab dan hangat. Ketiga lelaki yang baru saja tiba itu segera berusaha bergabung bersama yang lainnya dengan sebelumnya menghampiri Cinta dan memberi selamat pada gadis itu. “Kamu hebat, Nak,” ujar Pak Hamdi singkat sambil menepuk lembut bahu Cinta, kemudian mengampiri Ibu Sasti dan menjabat lama tangan perempuan itu. Nampak jelas mata Ibu Sasti kembali berembun yang sepertinya siap berubah menjadi hujan badai. Yang ada di angan Ibu Sasti saat ini adalah, di sini ada Zein Angkasa dan Hamdi Abdillah tapi tak nampak tuannya, Edzhar Aksara Tama. Dadanya terasa sesak, rindu itu kembali menggebu mengingat tuan dan nyonyanya yang telah tiada. Dua orang baik hati yang telah memberinya kehidupan dengan b