Di pesta pernikahan itu, Seline secara terang-terangan terus saja mendempet pada Zain. Saking senangnya, Seline tidak bisa menahan lagi perasaan ini. Bahkan sekarang saja pipinya selalu menempel pada bahu sang suami. Sambil beberapa kali memanggil, “Mas…. hihihi…. Mas ih…. Suka ih…” Meskipun Zain sudah menduga hal ini, tetap saja dia terkadang merasa sangat kaget dengan sikap Seline. Apalagi selama beberapa hari terakhir ini Seline selalu menghindar dan menutupi rasa sukanya. “Kenapa kamu tiba-tiba kayak gini? Kemaren kemanaa aja?” “Kemaren kan belum resmi jadi suami istri. Kalau sekarang lebih bebas. Mau gimana-gimana juga, kamu gak akan kabur dari aku,” ucapnya sambil menahan pekikan. “Aku nahan diri selama ini tahu! Soalnya takut kamu ilfeel nanti gak jadi nikah. Sekarangmah…..” selin