Berbelanja ke supermarket di dekat apartement. Seline senang berada satu mobil lagi dengan Zain. Bahkan ketika turun, yang Seline inginkan itu berada didekat Zain. Mendekat hingga bahu mereka bersentuhan. “Mas Zain,” bisiknya yang berhasil membuat Zain menghembuskan napas berat. “Gak usah deket-deket, gak ada Ibu juga.” Seline tidak mendengarkan, mengabaikan Zain dan memilih tetap berada disisinya. Namun ketika ada noda dilantai, Seline menjauh supaya sepatunya tidak menginjak. Dan itu membuat Zain kembali berucap, “Gak usah jauh-jauh juga. Nanti kamu hilang, saya yang repot.” Seline tertawa karenanya, dia mendekat pada sang pujaan hati. “Stop Denial kenapa sih, Pak. Ngaku aja kalau bapak itu cinta, sayang sama saya. Iya kan?” Zain tetap mengabaikan, dia mendorong trolli dan mengikuti