Sepuluh tahun kemudian…… “Adek! Jangan injak ikat rambut kakak.” “Ih enggak! Ikat rambut Kakak disimpen sembarangan! Sakit kaki adek!” “Bundaaaa?! Tas abang mana ya?!” Shalsha tersenyum mendengar keributan di sore hari ini. Ketiga anaknya selalu membuat kegaduhan saat bersiap untuk less. “Kakak, ambil baru lagi ikat rambutnya. Lain kali jangan simpen sembarangan. Ikat rambut Kakak ada bandulnya, adek kan sakit kena itu.” “Wleeee,” ucap si bungsu. “Adek gak boleh gitu, minta maaf sama Kakak. Kok malah ledek Kakak sih?” “Maaf, Kakak,” ucapnya memeluk Dasha yang tengah menahan amarah pada adik bungsunya. “Abang mana, Bun?” “Cari sana, sekalian bantu Abang nyari tasnya. Bunda gak beresin soalnya.” Si bungsu berlari ke lantai atas untuk menemui kembarannya. Meninggalkan Dasha yang mena