17

1306 Kata

Belaian lembut di kepala membuatku perlahan membuka mata. Aldri tengah berbaring miring menghadapku, memandang lembut sambil tersenyum manis. Satu tangannya terus bergerak-gerak di rambutku. “Kamu yang membawaku ke sini?” Aku menatap ke arah pintu yang setengah tertutup. Lalu tatapanku kembali jatuh ke wajah Aldri. Ia mengerjap pelan. “Tentu,” sahutnya. Sorot matanya tampak geli. “Apa kamu berharap yang membawamu ke sini si genderuwo? Coba kamu pikir, bagaimana kalau sampai kamu jatuh ke bawah saat sedang tidur? Jangan lagi tidur di tangga.” Ia beranjak bangun. Angin segar menyerbu masuk saat ia membuka pintu lebih lebar kemudian menuruni tangga. Kuhirup udara sambil menatap dedaunan yang meliuk-liuk tertiup angin. Sinar mentari pagi menerobos melalui celah-celah daun karet, jatuh menyi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN