Aku dan Aldri sontak menghentikan langkah saat tiba-tiba terdengar gelak tawa dari dalam rumah. Kami berpandangan sejenak, mengucap salam dan bergegas masuk. Suara bising mendadak lenyap. Beberapa pasang mata langsung menyorot ke arah kami seolah ada sesuatu yang salah. “Kalian, duduklah di sini." Suara ibu mertua yang sedikit serak, seketika memecah hening. Aldri meletakkan ransel ke lantai lalu mencium tangan ibunya, kemudian Bapak dan Mamak. Kulakukan hal serupa dan duduk di samping Mamak. Aldri mengenyakkan diri di samping ibunya, menghadap ke arahku. “Ibu kesini kok gak bilang-bilang,” ucap Aldri sambil melayangkan tatapan protes pada Ibu. Mamak dan Bapak langsung tertawa. “Ke rumah besannya kok harus ijin dulu, to. Kamu takut ibumu aku pukuli?” Mamak menatap Aldri dengan wajah pu