19

1167 Kata

Teman juga tetanggaku telah masuk ke kamar yang disediakan. Jelas mereka lelah setelah seharian hanya berdiam diri di mobil. Sementara aku dan Aldri tak langsung melepas lelah karena harus menemui beberapa kerabat Aldri. Maka, baru sekarang kami bisa santap malam, setelah itu baru tidur. Jarum jam telah menunjukkan pukul 10 malam. "Mbaak, kenalkan, aku Lutfi." Seorang gadis berjilbab lebar mengulurkan tangan saat aku hendak menyuap. Segera kusambut uluran tangannya dan tersenyum kecil. "Nona," kataku dengan suara pelan. Lutfi mengangguk. Ia menggeser kursi lalu mendudukinya. "Musim apa di Mesuji, Mbak?" tanyanya sambil meraih piring kosong yang ditumpuk di tengah meja. Dengan cekatan tangannya menciduk nasi, ayam, sambal telur serta sayur asam. "Musim hujan!" Aldri yang menyahut. Ia me

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN