Saat Niko megiriskan daging untuk Agni, pria itu berulang kali menggesekkan tangannya ke tangan Agni. Tatapan mereka kembali bertemu. Aku senang Bu Agni dan ayah bisa kembali melakukan kontak fisik seperti ini. Sepertinya Bu Agni mulai menyukai ayah, meski dia tidak sadar. Ezio tersenyum tipis menatap kedekatan mereka berdua dalam kebisuan. "Sudah, Bu Agni," tukas Niko, selesai mengiris, irisan daging terakhir. Sontak, Agni terkesiap. Dan nampak salah tingkah. Hanya terdengar suara denting alat makan dari arah Agni yang tertunduk. Dia sama sekali tak berani mengangkat wajah terlebih menatap Niko. Apa yang barusan pria ini lakukan padaku? Apa aku terlalu kampungan hingga sampai dia mengiriskan daging untukku? Hah, ini membuatku malu. Ezio bisa mendengar suara hati Agni. Dia terkek

