Agni sampai membeku di tempat. Saat itu dia berada di persimpangan jalan. Ucapan Ezio sungguh membuatnya terkejut. Mana mungkin Niko memberikan izin pada Ezio? Tidak mungkin pria itu memberikan izin pada Ezio. Bukannya dia tidak suka padaku dan sering menghinaku? Ezio yang bisa mendengar dengan jelas suara hati Agni hanya menunjukkan deretan rapi gigi putihnya. Bu Agni, aku akan merubah pelan sikap ayah, sampai ibu menyukainya. "Ezio ... apa kamu tidak salah ucap?" Ezio menggeleng. Terdengar tarikan napas panjang dari Agni. "Itu tidak mungkin." Bibir Agni bergetar. "Ayah bilang setuju. Aku akan panggilkan Ayah jika Ibu mau." "Tidak, tidak perlu, Ezio! Kelas masuk sebentar lagi."Jujur, Agni masih syok dengan perkataan Ezio barusan. Satu kalimat itu mampu membuat dadanya bergemu