"Ezio?!" pekik Agni. Dia tak sadar jika tempat duduk di belakangnya adalah tempat duduk Niko dan Ezio. Padahal ia berharap mendapat urutan duduk jauh dari Niko tapi ini malah persis di depan pria itu. Jika saja dia yang memilihkan tempat duduk, pasti dia tak akan memilih duduk di depan Niko. Sayang, yang menentukan tempat duduk adalah kepala sekolah bukan dirinya. Ezio tersenyum simpul. Agni membalasnya dengan senyum yang dipaksakan. Sekilas dia menatap Niko dan segera menunduk. Lagi, dia menghindari bertatapan denganku. Ada apa sebenarnya? Sungguh Niko merasa aneh dengan tingkah Agni. Dan jujur, dia tak tahan dibuatnya. Selama ini tak ada seorang wanita pun yang berani mengabaikan dirinya seperti ini. Ini tidak nyaman sama sekali. Aku harus tanyakan padanya nanti. Niko hampir m

