Ezio tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Dia melihat Agni dan Niko kembali. Sejak tadi tangisnya pecah dan tak ada yang bisa menghentikan. Matanya sampai bengkak. "Ayah!" Ezio berhambur memeluk Niko yang baru bangkit dari duduk. Baru kali ini, Niko merasakan pelukan tulus dan hangat dari putranya. Selama ini hanya masalah saja yang Ezio berikan padanya. Niko balas memeluk Ezio dengan tubuh basahnya. "Sudah jangan menangis lagi. Ayah tak senang melihatmu menangis. Lelaki dilarang untuk menangis." Ezio masih saja menangis. Sebenarnya ini kali pertamanya bagi Niko melihat putranya itu menumpahkan air mata untuk dirinya. Rasanya ia sampai ikut terharu dan matanya berembun, tapi tak sampai tumpah. Diusapnya buliran bening Ezio yang masih menggenang di pelupuk mata. "Bu Agni bagaimana

