Menggoda tuan L

1022 Kata
Lucas termenung menatap perempuan yang tertidur berselimut badcover tebal berwarna putih yang melindunginya dari dinginnya udara. Tampak nyenyak dan damai. Wajah cantiknya yang kini tak terpoles make up membuatnya seperti gadis belia yang polos dan tertidur bak puteri tidur yang terlelap damai dalam mimpi. Semua ini seperti de javu. Mengingatkannya pada kejadian bertahun - tahun silam saat mereka masih menjadi sepasang kekasih. Namun sayang semua itu masa lalu. Dan apakah dirinya akan mengulang kenangan itu? Tidak. Dia masih punya batasan. Bagaimanapun juga perempuan yang ada di depannya ini adalah isteri orang lain. Seberapapun ia masih peduli padanya, tapi kebencian itu masih membara di hatinya. Dia ingin menghancurkan perempuan ini. Perempuan yang menjadi awal dirinya menganggap semua perempuan - perempuan adalah sampah dan dirinya menjadi penghancur wanita. Ia tak percaya cinta lagi. Kesetiaan hanya datang ketika merasa bahagia. Dengan kata lain, cinta hanyalah sebuah kamuflase untuk memperoleh kesenangan. Ini terbukti ketika dirinya berada di atas, para kupu - kupu itu akan menghampirinya. Menyedot sari - sari bunga yang bermahkota terang bagaikan parasit. Namun dirinya bak bunga pemakan serangga. Serangga apapun yang mendekat, akan ia lahap dan hancurkan. "Aku juga merindukan mu, Anna." Bisik Lucas membelai pucak kepala wanita itu, "Merindukan mu saat menjadi kekasih ku." Jeda sejenak Lucas tersenyum sinis, "Tapi aku membenci mu ketika kau menghianati ku." Lucas berdiri dari duduknya, hari masih petang. Matahari belum menampakan sinarnya. Mengambil jasnya, Lucas melangkah keluar meninggalkan Vionna. Sementara di sana, mata Vionna terbuka. Ia menatap pintu hotel yang tertutup. Pandangannya menyendu. Meski tadi malam mereka berciuman mesra, tapi Lucas masih menjaga jarak padanya. Ya, ini bukan salahnya. Statusnya yang masih bersuami tentu saja menciptakan jarak. Vionna sudah cukup bersyukur bahwa Lucas mau menemuinya ketika dirinya berkata sangat tertekan dan sedih. Rumah tangganya sedang tidak baik - baik saja. Hal itu membuktikan bahwa Lucas masih peduli padanya. Masih ada cinta untuknya meski Lucas selalu berkata membencinya dan beberapakali bersikap sinis padanya. Hati Lucas sudah menghitam karenanya. Dan Vionna bertekad untuk menghadirkan warna lagi di hatinya. Karena hanya dia satu - satunya yang bisa. Tidak ada satupun perempuan yang bisa. Hanya dia. Hanya dia. 'Lucas, maafkan aku! Ini semua memang salah ku. Aku berjanji akan menyelesaikan semuanya dan kita akan kembali seperti dulu.' *** Suara tawa, dengkuran halus, musik, sound game serta tetikus mewarnai ruangan kantor Decide. Bos mereka sedang keluar sehingga para karyawan tidak mau menyia - nyiakan waktu mereka untuk bersantai. Beberapa karyawan bergosip ria, tertawa - tawa menceritakan hal unik aneh dan salin guyon, ada yang duduk berdua sembari menangis menceritakan curahan hati karena ditinggal sang kekasih. Ada yang tidak peduli dan memilih tidur di kursinya, ada yang asyik bermain game di ponsel serta game kartu di komputer. Ada juga yang sibuk menatapi layar komputer. Yakni Clara. Perempuan dengan blus blewah serta celana kain hitam itu sibuk berbalas pesan dengan teman dunia mayanya. Seperti biasa, Clara menghibur dirinya dengan Koala hitam. Menceritakan hal yang tidak pernah ia ceritakan kepada orang lain. Kegundahan hatinya, kesedihan dan peristiwa yang terjadi malam kemarin. 'Jadi apa yang akan kau lakukan, rumput kecil?' Clara mngerutkan kening, berpikir sejenak untuk menjawab pertanyaan dari teman penanya. Apa yang harus dia lakukan? 'Aku tidak tahu. Aku tak ingin melihatnya bersedih dan menderita. Tapi aku tak tahu harus melakukan apa.' Balas Rumput kecil alias Clara. 'Rebut dia!' Clara menghela nafas. 'Jika saja aku bisa.' Di layar itu, masih ada notif mengetik.... Clara tampaknya belum selesai berkata. 'Dia sangat mencintai kekasihnya, apapun yang terjadi dia tidak akan meninggalkannya. Aku hanya ingin melihatnya bahagia. Itu sudah cukup tanpa harus memilikinya. Lalu apa yang harus ku lakukan?' Clara buru - buru memencet garis lurus di sudut kanan komputernya begitu suara gemerisik panik yang dirasakan seisi kantor membahana. Teman - temannya yang tadi bergerombol ria sontak menghentikan aksi mereka dan dengan cantik kembali ke kursi masing - masing, duduk diam begitu pak boss, sang direktur mendadak datang. "Huh, bukannya pria botak itu katanya tidak ngantor hari ini?" Gerutu Shopia yang duduk di sebelah Clara. Pria tambun berkepala botak yang merupakan direktur Decide tersenyum sumringah ketika mengumumkan sebuah kabar dan memerintah para karyawannya untuk bersiap - siap bahwa CEO JL Company akan datang berkunjung. Dan pria itu sekarang sudah ada di depan pintu perusahaan, menunggu sambutan mereka. "Astaga, astaga, astaga!!!! CEO JL datang? Tuan L, akan datang? Ohh ya ampun. Senangnya." Karaywan wanita berseru histeris. Wajah mereka yang tadinya kusam karena sang boss tiba - tiba datang mendadak ceria akan pengumuman itu. Mereka seketika menata rambut, bercermin lalu memoles lipstik tebal. Bagaimanapun mereka harus tampil menarik di depan CEO yang katanya luar biasa tampan itu. Ya ampun mereka jadi berdebar menunggu kebenaran desas - desus itu, CEO JL memiliki wajah yang sangat.... Menawan. Tidak. Tapi super - super menawan. Mata para karyawan itu terbelalak ketika sosok yang dinanti tiba. Lucas berdiri di ambang pintu lalu menyapa para karyawan dengan ramah. "Perkenalkan, beliau adalah CEO JL Company. Tuan Jack Lucas. Atau biasa dipanggil Tuan L." Kata boss Decide memperkenalkan Lucas dengan begitu sumringah. Pria yang hanya sebatas pundak Lucas tersebut menatap bangga, senang sekali bila CEO JL menyempatkan waktu berkunjung di perusahaannya yang kecil ini. "Halo semua, senang bertemu dengan kalian. Ku harap kita bisa berkerjasama dengan baik." Ucap Lucas. Dan tatapan serta senyuman yang Lucas berikan mampu menghipnotis wanita - wanita di sana. Shopia berseru girang, tak bisa menyembunyikan keterpanaannya. "Ya ampun Clara, aku menyesal tak menjadi salah satu perwakilan Decide. Oh ya ampun, tuan L sangat - sangat tampan." Clara tidak peduli. Dia berdiri seperti keryawan lain, menyambut kedatangan Lucas, namun pandangannya fokus ke layar komputernya. Membuka email masuk. 'Kalau begitu bagaimana dengan ini. Cara yang tepat memutus perselingkuhan ialah dengan menyuruh orang untuk menggoda laki - laki itu.' Clara mengernyit membaca balasan itu. Ia lalu menoleh ketika Shopia berseru. "Ya ampun, aku jadi ingin menggoda tuan L." Tatapan Clara lalu beralih pada Lucas yang kini berbincang - bincang dengan bossnya. Lalu tiba - tiba atensi Lucas terarah padanya. Pandangan mereka bertemu, sudut bibirnya terangkat melihatnya. 'Menggodanya?' Tanya Clara dalam hati. *** ( Pembaca yang baik, jangan lupa klik Love dan follow. Maafkan bila ada typo) Setelah ini kalian akan tahu kenapa judulnya 'Menggoda tuan L'
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN