“Mil, bangun, Mil! Kita udah di Jakarta.” Aku tersentak hebat saat lenganku diketuk pelan. Karena gerak kepalaku terlalu refleks, leherku seperti ketarik kuat. Itu membuatku meringis kesakitan. “Aduuuh, leherku!” aku memegangi kepala dan leher bersamaan. “Sakiiit, sakit banget!” “Kenapa gerakanmu cepat sekali?” “S-saya kaget.” Aku menekan leherku beberapa kali sampai agak enakan. “Kita beneran sudah di Jakarta, Pak?” Aku celingukan, dan ternyata benar. Kami sudah tiba di Jakarta, bahkan tepat di depan kosku. Aku terdiam cukup lama. Merasa tak percaya sudah tiba di Jakarta. Rasa-rasanya baru beberapa menit yang lalu aku dan Mas Rivan masih di Bandung. Jadi, aku full tidur selama perjalanan? Kenapa tidak bangun sama sekali? “Eh, bentar! Kok Pak Rivan tahu kalau kos saya di sini? Eman