Pagi-pagi, aku dan Mas Rivan sudah berangkat ke kota. Aku ditinggal di hotel sementara dia meeting sekaligus survey lokasi. Aku dengar, Mas Rivan bekerja sama dengan salah satu kampus swasta ternama. Entah untuk proyek apa, aku tidak banyak mencari tahu. Meski meeting masih di hotel yang sama, tetapi tetap saja aku tidak berani ikut. Jangankan ikut, menampakkan diri saja tidak mungkin. Pasalnya, sudah ada Imam. Dialah yang berhak membantu Mas Rivan. Aku sudah tidak ada hubungan lagi dengan kantor. “Masa iya aku nunggu Mas Rivan di hotel sampai nanti? Bosan banget! Apa aku keluar aja, ya?” Aku lekas mengirim pesan ke Mas Rivan dan minta izin untuk keluar. Mumpung sedang di Jogja, aku ingin jalan-jalan di sekitar hotel. Sudah lama aku tidak menikmati suasana Jogja kota. “Eh, kok malah te