“Mas, waktu itu aku gagal lihat ruang rahasia yang di kantor. Besok aku mau lihat!” ujarku sembari mengantar air putih ke meja kerja Mas Rivan yang ada di rumah. Dia sedang mode lembur, dan aku terbangun dari tidurku. Aku tidur di ruang kerjanya karena di sana ada sofa yang cukup lebar. Akhir-akhir ini, entah kenapa aku sulit sekali tidur kalau tidak ada Mas Rivan di dekatku. Sangat berbeda dengan awal-awal hamil, aku malah enggan dekat-dekat dengannya. “Iya, boleh. Tapi emang kuliahnya libur?” “Udah ada kabar, dosennya besok enggak masuk semua. Diganti tugas, katanya.” “Ya udah, oke.” “Kalau misal ada perubahan, aku kabarin. Intinya secepatnya aja aku pengen lihat.” “Iya, sayang …” Ngomong-ngomong, sejak minggu lalu aku sudah masuk kuliah. Kabar bagusnya, luka Mas Rivan sudah bet