110. Dasar Pakmil!

2720 Kata

Rasanya aku tak sanggup menatap Akmal pasca dia memergokiku semalam. Sungguh, aku sangat malu. Mungkin dia biasa saja karena bagaimanapun juga, dia sudah dewasa. Namun, di mataku, anak itu masih kecil. Aku merasa bersalah membuatnya melihat adegan delapan belas plus secara live. “Kamu ngelamun terus kenapa, sih, Mil?” tanya Mas Rivan ketika dia keluar dari kamar mandi. “Masih kepikiran yang semalam.” Aku cemberut. “Malu banget, jujur! Dilihat adik sendiri.” “Oh, itu.” “Kok oh aja? Mas enggak malukah?” “Ya malu, tapi dikit. Cuma ya udahlah, Akmal kan juga udah gede. Kita toh suami istri. Kamu bahkan lagi hamil. Hamil tanda kalau kita pernah melakukan yang jauh lebih dari itu.” “Ya iya, tapi kan …” aku tak sanggup melanjutkan kalimatku. “Udah, udah. Anggap aja enggak pernah terjadi ap

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN