Ziel Pulang

1150 Kata

"Iya, Bu." Ziel akhirnya keluar kamar setelah Sita masih saja enggan beranjak. Ketukan pintu yang tadinya lemah lembut, berubah menjadi sebuah gedoran sampai Evelyn memaksa sang suami untuk keluar dan memberi tahu ibunya jika mereka akan segera keluar. "Nah, gitu. Kasih jawaban. Jangan enak-enakan terus di kamar." "Siapa yang enak-enakan, sih! Ibu sok tahu." "Lah, ini apa buktinya. Keluar cuma pakai handuk kaya begini doang. Sedangkan badan bau keringet," ujar Sita sembari mencubit perut sang putra. "Ya ampun, Ibu. Aku ini udah gede tahu, udah nikah malah. Malah nyubitin aku kaya gini," protes Ziel kesal. "Udah, udah, enggak usah kaya anak kecil kalo enggak mau disebut anak kecil. Ayo, cepat turun! Kalian udah ditunggu buat makan malam." "Baru jam berapa juga udah mau makan mala

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN