Mujur, Ray segera menyadari salah ucapnya. “Bukan itu maksudku, Beib. Ya, anggap lah, sekarang ini kamu kasih kesempatan buatku. Untuk menciptakan momen yang baik, momen yang indah, bahkan di meja yang sama. Jadi, kalau dulu aku sama sekali nggak kasih kamu kesempatan buat bicara, hari ini, kamu malah harus bicara. Semuanya. Semua yang mau kamu sampaikan ke aku. Dan aku nggak akan menginterupsinya,” kata Ray. Rasanya bagaikan mimpi yang tidak pernah diimpikan. Saat Brenda duduk dengan gemetar di kursi yang dulu, tatapan lembut Ray justru menguatkannya. Dan begitu Ray kembali ke Ray yang dulu, yang mengajaknya berdoa bersama sebelu