Maka di sini lah Ray sekarang. Di ruang kerja Pak Agustin, di rumahnya yang luas serta keteduhannya mengingatkannya pada rumah Papanya dulu, yang melayang karena mendiang sang Papa terlibat hutang. Tetapi tentu saja, kediaman sang konglomerat ini berkali lipat lebih mewah jika dibandingkan dengan tempat tinggalnya dulu. Kini ia menyaksikan secara langsung betapa gambaran Pak Agustin persis seperti kata orang. Tidak sombong, bicaranya sangat membumi, dan pandai membuat lawan bicaranya merasa nyaman. Tidak sedikit pun ada kesan superior dalam bahasa tubuh maupun pilihan katanya. Bahkan, Pak Agustin