Empat hari ini duniaku benar-benar sibuk. Mama serius dengan kata-katanya pagi itu. Beliau jadi telfon Tante Dean untuk datang minggu ini dan Tante Dean langsung menyanggupi. Kemarin aku diajak Mama keluar dan beliau membelikanku banyak sekali baju. Tidak hanya untukku, beliau juga membelikan beberapa baju untuk Bapak dan Ibu. Kupikir dua puluh juta harusnya lebih. Aku sempat melayangkan keberatan karena ini rasanya terlalu boros, tetapi Mama tidak mendengarkanku sama sekali. Mama bilang, calon mertuaku ini bukan orang biasa, jadi aku harus bisa menyesuaikan diri. Meski Mas Davka dan keluarganya menerimaku apa adanya, bahkan ketika mereka tahunya aku hanyalah anak penjual angkringan, tetapi kata beliau saat ini sudah beda cerita. Kalau aku masih berpenampilan seperti dulu, itu akan mel