Resepsi pernikahan yang diadakan di Jakarta benar-benar mewah, lebih mewah dari yang diadakan oleh Papa dan Mama di Jogja. Demi apa pun aku tidak pernah membayangkan akan memiliki resepsi pernikahan yang super mewah seperti ini. Dulu aku berpikir lebih baik resepsi seadanya daripada memaksakan diri ingin besar-besaran, tetapi setelahnya terlilit utang. Memang tiap kepala beda prinsip, tetapi dulu prinsipku begitu. Ya ... prinsip seperti ini jelas terdorong karena kondisi ekonomi Bapak dan Ibu yang pas-pasan. Bagaimana mungkin aku menginginkan resepsi pernikahan yang mewah, sedangkan untuk hidup sehari-hari saja kami hanya ada di taraf ‘cukup’? Belum lagi, aku juga tidak pernah membayangkan akan dinikahi laki-laki dari keluarga konglomerat. “Kamu duduk sini, Ra. Pasti bentar lagi adik