Dadaku terasa penuh ketika menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di Bandara Internasional Kota Zurich. Aku ingin menangis, tetapi itu jelas memalukan. Aku tidak ingin Mas Davka menertawakanku. Sejujurnya, aku tidak tahu menahu nanti Mas Davka akan mengajakku menginap di hotel apa dan selama di sini kami akan berkunjung ke mana saja. Berhasil menginjakkan kaki di Swiss saja, itu sudah sangat membahagiakan bagiku. Jadi, untuk selanjutnya aku akan pasrah dan ikut ke mana Mas Davka membawaku pergi “Kita menginap di Zurich kah, Mas?” tanyaku ketika kami masuk taxy yang akan mengantar kami menuju penginapan. “Iya. Kita bermalamnya di Zurich aja.” Hanya berselang lima belas menitan, taxy yang kami tumpangi sudah berhenti di depan sebuah hotel besar yang menjulang tinggi. Sejak turun da