Malam harinya adalah siksaan terberat untuk Bima. Liana tengah tidur meringkuk sembari berbantalkan lengannya, sedangkan tangan perempuan itu memeluk tubuhnya dengan erat. Bukan masalah itunya, melainkan kaki Liana yang menindih inti tubuhnya. Liana belum tidur, tangan perempuan itu sesekali mengelus dadaanya. Bagaimana tubuh Bima tidak panas dingin kalau begini caranya. Rangsangan yang diberikan Liana sungguh berhasil membangkitkan gairahnya yang mati-matian dia pendam. ”Li, besok jam sembilan ada pengesahan CEO baru,” ucap Bima. “Aku ikut,” jawab Liana sembari mengeratkan pelukannya. “Tumben.” “Pasti di sana kamu akan jadi bahan tatapan para karyawati. Aku gak mau ya keberadaanku bagai setann yang gak diumumkan ke publik. Mereka harus tau kalau CEO mereka sudah punya istri, biar