Rega menatap Alya yang baru saja membuka matanya. Perempuan itu juga menatapnya. Tatapannya penuh rasa marah dan kebencian. Rega perlahan menggenggam tangan perempuan itu. Namun, Alya segera menepis tangan Rega.
"Jangan sentuh aku!"
"Maafkan aku ... maafkan aku, Alya. Aku benar-benar minta maaf!" Rega menatap Alya dengan penuh rasa bersalah.
Sementara perempuan itu justru menangis, membuat sudut hati Rega terasa sakit. Rega tidak bisa melihat perempuan di depannya ini menangis. Hatinya ikut sakit saat melihat Alya merasa kesakitan. Apalagi, kesakitan itu disebabkan olehnya.
"Apa salahku padamu? Kenapa kamu terus saja menyakiti aku?" Alya menatap Rega dengan berlinang air mata. Rasa sakit di hatinya sudah tidak terbendung lagi. Pria ini benar-benar hebat, karena sudah mencabik-cabik h
