"Rega, bukankah kau sedang melamarku?" Dila melepaskan pelukannya seolah baru tersadar dengan apa yang terjadi. Sementara Rega tersenyum kikuk. pria itu menggaruk kepalanya yang tak gatal. Entah mengapa Rega tiba-tiba merasa malu saat Dila mengucapkan kata lamaran. "Iya, Dil. Lamaran dadakan." "Kau melamarku, tapi tidak memberikan cincin lamaran? Benar-benar keterlaluan!" Dila mencibir. Suasana haru beberapa menit lalu saat Rega melamarnya, hilang sudah. Dila berhasil merusak suasana romantis mereka. "Apa kamu sudah jatuh miskin, sampai-sampai kamu tidak sanggup membeli cincin?" Rega tertawa mendengar ucapan Dila. Gadis ini benar-benar .... Rega mengacak rambut Dila, merasa gemas dengan kelakuan sahabatnya itu. "Maafkan aku, aku lupa membeli cincin. Kan dadakan, Dil? Aku bahkan tida