Rahma terlihat sangat kesakitan, Rendra menjadi cemas, dan mulai merasa tegang. Apa lagi Rahma tak berhenti menangis, karena merasakan sakit yang seakan tak lagi berjeda seperti sebelumnya. Rahma mencengkeram lengan Rendra, Rendra tak lagi merasakan sakit di lengannya. Air mata kesakitan Rahma, yang terasa menusuk hatinya. Andai bisa, ia ingin rasa sakit Rahma diletakan pada dirinya. Andai bisa, biar Rahma yang melahirkan, tapi ia yang menanggung sakitnya. "Arghhhh, ehmm ... ehmm ... huuhhhh .... arghhhh!" seruan panjang Rahma, dibarengi dengan tangis bayi yang ke luar dari dalam rahimnya. "Laki-laki," ucap dokter. "Alhamdulillah," Rendra mengecup kening Rahma. Ucapan syukur tak henti terdengar dari mulut Rendra. Ucapan terima kasih dibarengi kecupan di kening istrinya, bertubi i