Rendra melepas sepatunya, ia naik ke atas ranjang, diangkat tubuh Rahma ia dudukan di atas pangkuannya. Diambil paksa bantal yang menutupi wajah Rahma. Rahma menyembunyikan wajahnya di atas bahu Rendra. "Cup, jangan menangis dong, Sayang. Aku tidak tahan melihatmu seperti ini. Aku ada salah? Katakan, apa salahku?" bujuk Rendra dengan suara lembut. Tubuh Rahma bergoncang, ia sesunggukan. Rendra memejamkan matanya. Tangisan Rahma bagai menusuk-nusuk hatinya. Diusap lembut kepala, dan punggung Rahma. Ia biarkan Rahma menghabiskan tangisnya. Tangis Rahma reda, namun masih terdengar isakannya. "Bapak.... " "Ya?" "Emhhh.... " "Katakan!" "Kalau ... kalau punya .... sekretaris baru, jangan.... " pecah lagi tangis Rahma, tapi Rendra sudah mengerti ke mana arah ucapan Rahma. Rendra terseny